1. Max Weber : Etika Protestan
Dalam bukunya
yang berjudul ”Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme”, Weber mengemukakan
bahwa etika dan gagasan Puritan telah memberikan pengaruh terhadap perkembangan
kapitalisme. Ia mendefinisikan semangat kapitalisme sebagai gaasan dan
kebiasaan yang bisa menunjang pengejaran keuntungan ekonomi secara rasional.
Weber menunjukkan bahwa semangat yang
hanya ingin mengejar keuntungan secara rasional tidaklah terbatas hanya ada di
budaya Barat. Bila hal tersebut dipandang sebagai sikap individual, maka ia
tidak dapat dengan sendirinya membentuk suatu tatanan ekonomi baru (yaitu
kapitalisme). Melainkan adanya kecendurungan-kecenderungan umum yaitu
keserakahan terhadap keuntungan dengan upaya yang minimal dengan gagasan tentang
kerja yang merupakan suatu “kutukan” dan beban yang mana harus dihindari
khususnya ketika hasil yang diperoleh melebihi kebutuhan untuk kehidupan yang
sederhana.
Weber
memperlihatkan bahwa tipe-tipe Protestanisme tertentu mendukung pengejaran
keuntungan ekonomi yang rasional dan bahwa kegiatan-kegiatan duniawi telah
memperoleh makna yang spiritual dan moral yang positif. Ini bukanlah tujuan
dari gagasan keagamaan tersebut, melainkan hanya sebagai “produk sampingan”
saja.
Weber menelusuri
asal-usul etika Protestan pada Reformasi. Dalam pandangannya, di bawah Gereja
Katolik Roma, seorang individu bisa dijamin keselamatannya melalui kepercayaan
akan sakramen-sakramen gereja dan otoritas hierarkinya. Namun, Reformasi secara
efektif telah menyingkirkan jaminan-jaminan tersebut bagi orang biasa.
Weber
berpendapat bahwa kaum Protestan mulai mencari “tanda-tanda” lain yang
menunjukkan bahwa mereka selamat. Dalam hal ini, sukses dunia menjadi sebuah
ukuran keselamatan. Menurut penafsiran Weber, suatu “panggilan” dari Tuhan
tidak lagi terbatas hanya kepada kaum rohaniawan atau gereja, melainkan berlaku
bagi pekerjaan atau usaha apapun.
Weber melihat
pemenuhan etika Protestan bukan dalam “Lutheranisme” (yang ditolak lebih
sebagai sebuah agama hamba), melainkan dalam bentuk kekristenan yang
“Calvinis”. Dalam pengertian yang sederhana pernyataan yang ditemukan Weber
adalah: Menurut agama Protestan yang baru, bahwa seorang individu secara
keagamaan didorong untuk mengikuti suatu panggilan sekular dengan semangat yang
sebesar-besarnya. Seseorang yang hidup menurut pandangan dunia akan lebih besar
kemungkinannya untuk mengakumulasikan uang. Namun, menurut beberapa agama baru
(khususnya Calvinisme), menggunakan uang untuk kemewahan pribadi atau untuk
membeli ikon-ikon keagamaan dianggap berdosa. Selain itu, amal umumnya
dipandang negatif karena orang yang
tidak berhasil dalam ukuran dunia dipandang sebagai gabungan dari kemalasan
atau tanda bahwa Tuhan tidak memberkatinya. Weber memecahkan pernyataan
tersebut adalah dengan menginvestasikan uang untuk yang memberikan dukungan
besar bagi lahirnya kapitalisme. Weber percaya bahwa dukungan dari etika
Protestan pada umumnya telah lenyap dari masyarakat. Ia mengutip tulisan dari
Benjamin Franklin yang menekankan kesederhanaan, kerja keras dan penghematan,
namun pada umumnya tidak mengandung isi rohani. Weber juga mengatakan bahwa
sukses dari produksi massal sebagian disebabkan oleh etika Protestan. Hanya
setelah barang-barang mewah yang mahal ditolak, maka individu-individu dapat
menerima produk-produk seragam yang ditawarkan oleh industrialisasi.
Pada akhirnya
studi tentang etika Protestan menurut Weber, semata-mata hanyalah menyelidiki
suatu tahap dari emansipasi dari magi, “pembebasan dari ilusi dunia” yang
dianggap sebagai ciri khas yan membedakan dari budaya Barat. Buku ini merupakan
upaya pertama Weber dalam menggunakan konsep rasionalisasi. Gagasan bahwa
kapitalisme modern berkembang dengan dari pengejaran kekayaan yang bersifat
keagamaan berarti suatu perubahan terhadap cara keberadaan yang rasional,
kekayaan. Pada suatu titik tertentu, rasional ini berhenti, mengalahkan, dan
meninggalkan gerakan keagamaan yang mendasarinya, sehingga yang tertinggal
hanyalah kapitalisme rasional. Jadi intinya, “semangat kapitalisme” Weber
adalah semangat rasionalisme dari teori yang mengatakan bahwa semua lembaga
manusia (termasuk agama) didasarkan pada dasar-dasar ekonomi, dengan
menyiratkan bahwa gerakan keagamaan memperkuat kapitalisme, bukan sebaliknya.
2.
Kebutuhan
Motivasi Menurut McClelland
David McClelland dalam teorinya
Mc.Clelland’s Achievment Motivation Theory atau teori motivasi prestasi. Dalam
teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi
potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada
kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang
tersedia.
Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan
yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan
kebutuhan afiliasi (bersahabat). Model motivasi ini ditemukan diberbagai dunia
kerja, baik staf maupun manajer. Beberapa karyawan memiliki karakter yang
merupakan perpaduan dari model motivasi tersebut.
a.
Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)
Kebutuhan akan prestasi merupakan
dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan apa yang di hadapi
sesuai standar kondisi, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki
Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan
aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara
lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan
umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab
pemecahan masalah.n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan
akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut
bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan
perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap
prestasinya tersebut.
b.
Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)
Kebutuhan akan kekuasaan adalah
kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana
orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk
ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan
kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan
kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi
kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap
kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya,
memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada
juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
c.
Kebutuhan untuk bersahabat atau berafiliasi
(n-affil)
Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat
untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan
keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap
persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang
tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang
tinggi.
McClelland mengatakan bahwa
kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan
mempengaruhi perilaku seseorang dalam bekerja atau mengelola organisasi.
Karakteristik
dan sikap motivasi prestasi menurut Mcclelland:
a)
Pencapaian adalah lebih penting daripada
materi.
b)
Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan
pribadi yang lebih besar dari pada menerima pujian atau pengakuan.
c)
Umpan balik sangat penting, karena merupakan
ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual).
3.
W.W.
Rostow : Lima tahap Pembangunan
Menurut Rostow
pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan
ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga
ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan peranan sector industry . menurut
rostow pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan
antara lain :
1.
Perubahan orientasi organisasi ekonomi , politik
, dan social yang pada mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2.
Perubahan
pandangan masyarakat menganai jumlah anak dalam keluarga yaitu dari
menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
3.
Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat,
dari melakuakn investasi yang tidak produktif (menumpuk emas , membeli rumah dan sebagainya) menjadi
investasi yang produktif.
4.
Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang
terjadi , merangsang pembangunan ekonomi ( misalnya penghargaan terhadap waktu
, penghargaan terhadap prestasi perorangan)
Proses
pembangunan ekonomi menurut W.W Rostow bisa dibedakan dalam 5 tahap, yaitu :
a. Masyarakat tradisional
Sistem ekonomi
yang mendominasi masyarakat tradisional adalah pertanian, dengan cara-cara
bertani yang tradisional. Produktivitas kerja manusia lebih rendah bila
dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan berikutnya. Masyarakat ini dicirikan
oleh struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan vertikal rendah. Pada
masyarakat tradisional ilmu pengetahuan belum begitu banyak dikuasai , karena
masyarakat pada saat itu, masih mempercayai kepercayaan-kepercayaan tentang
kekuatan diluar kekuasaan menusia atau hal gaib . manusia yang percaya akan hal
demikian, tunduk kepada alam dan belum bias menguasai alam akibatnya produksi
sangat terbatas masyarakat tradisioanal itu cenderung bersifat statis (kemajuan
berjalan sangat lamban) produksi dipakai untuk konsumsi sendiri, tidak ada di
investasi. Generasi ke generasi tidak ada perkembangan , dalam hal ini yaitu
antara orangtua dan anaknya, memilki pekerjaan yang sama dan keduduakn yang
sederajat .
Ciri-ciri tahap masyarakat
tradisional adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih
primitif, dan tingkat produktifitas masyarakat rendah.
2.
Struktur sosial bersifat hierarkis, yaitu
kedudukan masyarakat tidak berbeda dengan nenek moyang mereka.
3.
Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah
berada di tangan tuan tanah.
Contoh : Suku Baduy di Jawa
Barat.
Orang
Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah
Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang
diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari
sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok
Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Bahasa
yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk
berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia,
walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang
Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya tulis. Menurut kepercayaan yang mereka
anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh
dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula
dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan
mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa
atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
b. Pra-kondisi tinggal landas
Selama tahapan
ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai sebuah
pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini merupakan hasil revolusi
industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup juga pada perkembangan
pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor-sektor primer berlebihan. Sebuah
prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi industri yang
berlangsung dalam satu abad terakhir.
Pembangunan
ekonomi menurut Rostow sadalah suatu proses yang menyebabkan perubahan
karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya perubahan keadaan sistem
politik, struktur social, system nilai dalam masyarakat dan struktur
ekonominya. Jika perubahan seperti itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi dapat
dikatakan sudah terjadi. Suatu masyarakat yang sudah mencapai proses
pertumbuhan yang demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi sudah sering
terjadi, boleh dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal landas.
Tahap prasyarat
tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi dimana
masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan
sendiri (self-sustainable growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudhnya
pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.
Tahap prasyarat
tinggal landas ini mempunyai 2 corak. Pertama adalah tahap prasyarat lepas
landas yang dialami oleh Negara Eropa, Asia, Timur tengah, dan Afrika, dimana
tahap ini dicapai dengan perombakann masyarakat tradisional yang sudah lama
ada. Corak yang kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh
Negara-negara Born free (menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada,
Australia, dimana Negara-negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa
harus merombak system masyarakat yang tradisional. Hal ini disebabkan oleh
sifat dari masyarakat Negara-negara tersebut terdiri dari imigran yang telah
mempunyai sifit-sifat yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk tahap
prasyarat tinggal landas.
Seperti telah
diungkapkan dimuka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan-perubahan yang
multidimensional, karena ia tak yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan
bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah dicipkatan hanya jika jumlah tabungan
ditingkatkan. Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan
mengakibatkan tingkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan
ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun menurut
Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh
perubahan-perubahan lain dalam masyarakat. Perubahan-perubahan itulah yang akan
memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan dan penggunaan tabungan itu
sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan
yang dimaksud Rostow misalnya kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu
pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru yang bisa menurunkan
biaya produksi. Disamping itu harus ada pula orang-orang yang menggunakan
penemuan baru tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula
dengan adanya sekelompok masuyarakat yang menciptakan tabungan dan
meminjamkannya kepada wiraswasta, yang inovativ untuk meningkatkan porduksi dan
menaikkan produktivitas. Singkatnya, kenaikan investasi yang akan menciptakan
pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata
tergantung pada kenaikkan tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan
radikal dalamsikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik
produksi, pengambilan resiko dan sebagainya.
Selain hal-hal
diatas, Rostow menekankan pula kenaikan tingkat investasi hanya mungkin terjadi
jika terjsdi perubahan dalam struktur ekonomi. Kemajuan disektor pertanian,
pertambangan dan prasarana harus terjadi semata-mata dengan proses peningkatan
investasi. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan
produktivitas di sector pertanian dan perkembangan di sector pertambangan.
Menurut Rostow,
kemajuan sector pertanian mempunyai peranan penting dalam masa peralihan
sebelum mencapai tahap tinggal landas. Peranan sector pertanian tersebut antara
lain, pertama, kemajuan pertanian menjamin penyediaan bahan makanan bagi
penduduk di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini menjamin penduduk agar tidak
kelaparan dan menghemat devisa kerena import bahan makanan dapat dihindari.
Kedua, kenaikan produktivitas di sector pertanian akan memperluas pasar dari
berbagai kegiatan industri. Kenaikan pendapatan petani akan memperluas pasar
industri barng-barang konsumsi, kenaikan produktivitas pertanian akan
memperluas pasar industri-industri penghasil input pertanian modern seperti
mesin-mesin pertanian dan pupuk kimia, kenaikan pendapatan disektor pertanian
akan menciptakan tabungan yang bias digunakan sector lain (terutama industri)
sehingga bias meningkatkan investasi di sector-sektor lain tersebut.
Biasanya kondisi
pada saat ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat
yang lebih sudah maju. Masyarakat didalmnya tidak mampu untuk mengubah dirinya
sendiri, atau bukan karena factor internal dari masyarakat itu sendiri.
Dikarenakan adanya goncangan campur tangan dari luar maka timbullah berkembang
ide pembaharuan.
Contoh :
Seperti yang
terjadi di jepang ,dengan di bukanya masyarakat ini pada saat itu terjadi nya
peningkatan tabungan masyarakat ,kemudian tabungan itu dipakai untuk melakukan
investasi pada sector-sektor produktif yang menguntungkan,misalnya pendidikan
,investasi yang dilakukan baik perorangan maupun oleh Negara , maka
terbentuklah Negara tradisional yang sentralistis . Singkatnya, usaha dalam meningkatkan
produksi mulai bergerak pada saat itu.
c. Tinggal landas (Lepas Landas)
Tahapan
ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakteristik utama dari
pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang berkelanjutan yang
tidak membutuhkan dorongan dari luar. Seperti, industri tekstil di Inggris,
beberapa industri dapat mendukung pembangunan. Secara umum “tinggal landas”
terjadi dalam dua atau tiga dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah
berlangsung sejak pertengahan abad ke-17 atau di Jerman pada akhir abad ke-17.
Pada tahap ini
telah tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan ekonomi,
serta tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10 % dari
pendapatan nasional atau lebih. Industry-industripun mulai berkembang dengan
sangat pesat keuntungan nya sebagian besar ditanamkan ke industry yang baru.
Dan sector modern dalam perekonomian pun berkembang.
Pada tahap
tinggal landas, pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi
perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti seperti revolusi politik,
terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar
baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan
tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi
ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat
pertumbuhan penduduk. Denga demikian tingjat pendapatan perkapita semakin
besar.
Untuk mengetahui
apakah sesuatu negara sudah mencapai tahap tinggal landas atau belum, Rostow
mengemukakan tiga ciri dari masa tinggal landas yaitu:
1.
Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang
produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari Produk Nasional
Netto atau NNP.
2.
Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor
industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.
3.
Adanya atau segera terciptanya suatu rangka
dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan
sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan
ekonomi terus terjadi.
Contohnya :
Teknik-teknik
pertanian yang mulai tumbuh dan berkembang. Pertanian menjadi usaha kormesial
untuk mencari keuntungan bukan sekedar konsumsi sendiri. Karena peningkatan
dalam produkfitas pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam proses lepas
landas, sebab proses modernisasi membutuhkan hasil pertanian yang banyak supaya
proses perubahan dapat dijangkau. Teknik penanaman jamur yang telah
dikembangkan oleh ahli-ahli dalam bidang pertanian, agar produksi jamur lebih
diminati dan lebih memiliki pasar yang luas,
d. Menuju Kedewasaan
Setelah lepas
landas akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan, meskipun
kadang-kadang terjadi pasang surut. Pendapatan asional selalu di investasikan
kembali sebesar 10% sampai 20%, untuk mengatasi persoalan pertambahan penduduk.
Kedewasaan
pembangunan ditandai oleh investasi yang terus-menerus antara 40 hingga 60
persen. Dalam tahap ini mulai bermunculan industri dengan teknologi baru,
misalnya industri kimia atau industri listrik. Ini merupakan konsekuensi dari
kemakmuran ekonomi dan sosial. Pada umumnya, tahapan ini dimulai sekitar 60
tahun setelah tinggal landas. Di Eropa, tahapan ini berlangsung sejak tahun
1900.
Kedewasaan
dimulai ketika perkembangan industry terjadi tidak saja meliputi teknik-tiknik
produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi. Yang diproduksikan
bukan saja terbatas pada barang konsumsi, tetapi juga barang modal.
Contoh :
Industry
berkembang dengan pesat, Negara menetapkan posisinya dalam perekonomian global.
Barang-barang yang tadinya di impor sekarang di produksikan didalam negari,
impor baru menjadi kebutuhan, jadi untuk mengimbangi barang impor maka
barang-barang ekspor harus berkualitas.
Misalnya saja
ekspor dan impor batik di Indonesia, batik di indonsia mempunyai potensi dan
kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan impor batik yang ada di Indonesia,
kebanyakan dari Negara Malaysia dan Negara Srilanka, jadi ekspor batik
Indonesia lebih berkualitas dari impor batik yang ada di Indonesia.
e. Era konsumsi tinggi
Ini merupakan
tahapan terakhir dari lima tahap model pembangunan Rostow. Pada tahap ini,
sebagian besar masyarakat hidup makmur. Orang-orang yang hidup di masyarakat
itu mendapat kemakmuran dan keseberagaman sekaligus. Menurut Rostow, saat ini
masyarakat yang sedang berada dalam tahapan ini adalah masyarakat Barat atau
Utara.
Pada tahap ini
perhatian masyarakat sudah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan
dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah
produksi.
Terdapat 3 macam tujuan
masyarakat atau negara yaitu:
1.
Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar
negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa
lain.
2.
Menciptakan negara kesejahteraan dengan cara
mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem
pajak yang progresif
3.
Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi
kebutuhan pokok yang meliputi pula barang yang tahan lama dan barang mewah.
Selain itu juga,
investasi untuk menigkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang utama.
Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambugan yang bias
menopang kemajuan secara terus-menerus. Pada masa ini rostow juga berbicara
tentang keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan yakni orang-orang yang
berani melakukan tindakan pembaharuan meskipun ada resiko. Terdapat dua kondisi
social yang menyebabkan lahirnya para wiraswastawan ini, yaitu :
1. Adanya masyarakat modern yang ingin mencapai
kekuasaan melalui cara-cra konvensional. Tetapi masyarakat tradisional tidak
memberikan hak kepada masyarakat modern karena masyarakat tradisional itu
premitif.
2. Masyarakat tradisional cukup fleksibel atau
memberikan kebebasan kepada warganya untuk mencari kekayaan atau kekuasaan
politik untuk menaikkan statusnya ditengah-tengah masyarakat.
Kelompok ini lah
yang akan menjadi tenaga pendorong untuk melakukan pembaharuan, melupakan
kelompok yang, memiliki semangat tinggi karena tatanan social politik tidak
mengekang dirinya.
Contoh :
Pengguna sepeda
motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil, setiap kenaikan satu juta
kiloliter berarti menambah subsidi Rp1,9 triliun. Karena itu, pemerintah akan
mengarahkan kebijakan penghematan subsidi BBM bagi pengendara sepeda motor.
4. Alex
Inkeles dan David H. Smith : Manusia modern.
Pembangunan
bukanlah permasalahan modal dan teknologi belaka, namun dibutuhkan tenaga
manusia yang terampil dan berkualitas dan mampu mengembangkan sarana tersebut
agar menjadi produktif. Dalam hal ini dibutuhkan yang namanya manusia modern.
Manusia modern adalah manusia yang mempunyai keterbukaan terhadap pengalaman
dan ide baru, berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang,
mempunyai kesanggupan merencanakan, bisa melakukan adaptasi dengan cepat, dan
lain-lain. Untuk menciptakan manusia modern menurutnya diperlukan beberapa
cara, dari sekian cara pendidikan merupakan cara yang paling efektif, karena
pengaruh pendidikan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan cara lain.