Teori Maslow dan Sistem Negara
Teori Maslow
adalah teori mengenai kebutuhan manusia yang digambarkan dalam bentuk piramida
kebutuhan. Di dalam teori ini, Maslow mengungkapkan ada 5 buah kebutuhan
manusia yang masing-masing menempatkan posisinya di dalam piramida kebutuhan.
Tentu ada beberapa kebutuhan yang dianggap lebih penting dan lebih darurat
dibandingkan kebutuhan lainnya. Urutan kelima kebutuhan ini dari yang paling
penting adalah,
1. Fisiologis
(misalnya bernafas, makan, minum, melakukan hubungan seks, tidur)
2. Sekuritas
(misalnya kepastian kesehatan, kepastian pekerjaan, kepastian materi)
3. Sosial
(misalnya pertemanan, keluarga, hubungan dengan lawan jenis)
4. Penghargaan
diri (misalnya citra diri, percaya diri, dihargai orang lain)
5. Aktualisasi
diri (misalnya moralitas, kreativitas, spontanitas, kecerdasan)
Jadi artinya,
kalau kebutuhan fisiologis belum tercapai, maka tidak mungkin seseorang akan
mampu berusaha mencapai kebutuhan sosial atau aktualisasi diri. Demikian juga
sebaliknya, kalau seseorang sudah mampu mencapai kebutuhan penghargaan diri,
maka sudah pasti dia juga sudah memiliki kebutuhan sekuritas. Teori Maslow ini
berlaku untuk setiap kalangan, bahkan untuk kalangan biksu yang dikenal sebagai
makhluk-makhluk yang tidak terikat urusan duniawi. Para biksu mampu mencapai
kebutuhan aktualisasi diri karena mereka sudah merasa CUKUP akan kebutuhan
fisiologis, sekuritas, sosial, maupun penghargaan diri. Jadi, teori ini berlaku
umum.
Lalu apa
hubungannya dengan sistem negara? Nah, di dunia ini ada beberapa sistem yang
mengatur bagaimana seharusnya negara berjalan dan unsur apa yang harus
mendominasi dalam proses kenegaraan. Sistem demokrasi menitikberatkan pada
pemerintahan yang dipilih dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat sendiri.
Artinya, rakyat memiliki tanggung jawab besar dalam memutuskan arah negara
mereka sendiri. Sistem otoriter menitikberatkan pada pemerintahan yang terpusat
secara sentralistis. Artinya, pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam
memutuskan arah negara mereka sendiri. Dengan demikian, hasil yang akan mampu
dicapai oleh kedua sistem ini juga akan berbeda sesuai dengan ciri khas
masing-masing.
Nah, bila saja
rakyat sebuah negara saja masih belum mampu mencapai kebutuhan fisiologis dan
sekuritas, tentunya mereka juga tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk
mengambil keputusan yang bersifat aktualisasi diri. Sedangkan kita sama-sama
tahu bahwa demokrasi membutuhkan partisipasi rakyat yang bermoral, kreatif,
spontan, cerdas, dan mampu bertanggung jawab. Rakyat yang seperti itu hanya
akan muncul setelah kebutuhan fisiologis, sekuritas, sosial, dan penghargaan
dirinya sudah terpenuhi. Bahkan kebutuhan fisiologis dan sekuritas rakyat yang
ada di negara-negara berkembang seperti Indonesia bahkan masih belum terpenuhi,
sehingga memang sistem demokrasi tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Demokrasi hanya akan mampu diterapkan di negara-negara dengan penduduk yang
sudah sejahtera dan aman.
Kita ambil
contoh Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin. Walaupun kepemimpinan
sang presiden sifatnya otoriter, namun dia berhasil meningkatkan kemakmuran
rakyat Rusia, selain juga mempertahankan stabilitas negara Slavic itu. Bagi
rakyat Rusia sendiri, lebih penting berada dalam stabilitas dan kemakmuran
dibandingkan harus memutuskan siapa pemimpin mereka untuk periode berikutnya.
Selain Rusia, China juga kurang lebih menganut hal yang sama. Bagi rakyat
China, lebih penting berada dalam stabilitas dan kemakmuran dibandingkan harus
ikut berpolitik.
Di ujung kata
dari tulisan ini, gw hanya ingin memperingatkan kita semua bahwa
berhati-hatilah bermain dengan demokrasi. Jelaslah kalau demokrasi bukanlah
Tuhan yang menjadi satu-satunya solusi atas permasalahan di negara kita dan di
seluruh dunia. Lebih jauh lagi, bukankah rakyat kita lebih mengingingkan
kebutuhan fisiologis dan sekuritas daripada kebutuhan akan aktualisasi diri?
Well, gw tidak memusuhi demokrasi. Hanya saja, demokrasi baru bisa berjalan
dengan lancar bila kebutuhan fisiologis, sekuritas, sosial, dan penghargaan
diri rakyat terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar